KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena alhamdulillah dengan limpahan karunia dan
nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lipa shalawat
serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW,
kepada para Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita selaku
umatnya. Amin.
Makalah berjudul “KERAJAAN MAJAPAHIT”
ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan guru
mata pelajaran. Dan semoga, selain memenuhi tugas tersebut, makalah
ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca pada umumnya dan kami
khususnya.
Kritik dan saran sangat kami harapkan
dalam upaya perbaikan kami dalam membuat makalah.
Wassalam Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................... i
DAFTAR
ISI................................. ii
SEJARAH
KERAJAAN MAJAPAHIT......1
A.
Sejarah Kerajaan
Majapahit.......................... 1
B.
Sejarah Pendirian Kerajaan
Majapahit....... 2
C.
Kejayaan Kerajaan
Majapahit........................ 4
D.
Keruntuhan
Majapahit.................................... 4
E.
Sistem Perekonomian
Majapahit.................. 5
F.
Kebudayaan
Majapahit.................................... 6
G.
Struktur Pemerintahan
Majapahit.............. 6
H.
Raja-raja
Majapahit........................................ 8
I.
Warisan Sejarah Kerajaan
Majapahit........ 9
KERAJAAN
MAJAPAHIT
Kerajaan
Majapahit
|
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di
Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam
Wuruk yg berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai
kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan
Filipina. Kerajaan Majapahit adl kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg
menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari
negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaan terbentang di
Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur meskipun
wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
A.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Hanya terdapat sedikit bukti fisik
sisa-sisa Majapahit dan sejarah tak jelas. Sumber utama yg digunakan
oleh para sejarawan adl Pararaton - Kitab Raja-raja dalam bahasa
Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno.Pararaton terutama
menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga
memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuk Majapahit.
Sementara itu Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yg ditulis
pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Setelah masa itu hal yg terjadi tidaklah jelas. Selain itu terdapat
beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari
Tiongkok dan negara-negara lain.
Keakuatan semua naskah berbahasa Jawa
tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber
itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti
C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu
tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa
depan. Namun demikian banyak pula sarjana yg beranggapan bahwa garis
besar sumber-sumber tersebut dapat diterima krn sejalan dgn catatan
sejarah dari Tiongkok khusus daftar penguasa dan keadaan kerajaan yg
tampak cukup pasti.
B.
Sejarah Pendirian Kerajaan
Majapahit
Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya
dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290 Singhasari menjadi
kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian
Kubilai Khan penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan
yg bernama Meng Chi ke Singhasari yg menuntut upeti. Kertanagara
penguasa kerajaan Singhasari yg terakhir menolak utk membayar upeti
dan mempermalukan utusan tersebut dgn merusak wajah dan memotong
telinganya. Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi
besar ke Jawa tahun 1293. Ketika itu Jayakatwang adipati Kediri
sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja Jayakatwang
memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya menantu Kertanegara yg
datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik.
Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai
Majapahit yg nama diambil dari buah maja dan rasa “pahit” dari
buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba Wijaya bersekutu dgn
pasukan Mongolia utk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya
berbalik menyerang sekutu Mongol sehingga memaksa mereka menarik
pulang kembali pasukan secara kalang-kabut krn mereka berada di
teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka
utk menangkap angin muson agar dapat pulang atau mereka harus
terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yg asing.
Tanggal pasti yg digunakan sebagai
tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adl hari penobatan Raden Wijaya
sebagai raja yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dgn
nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi
masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa termasuk Ranggalawe
Sora dan Nambi memberontak melawan meskipun pemberontakan tersebut
tak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah
yg melakukan konspirasi utk menjatuhkan semua orang terpercaya raja
agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun
setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti) Halayudha ditangkap dan
dipenjara dan lalu dihukum mati.Wijaya meninggal dunia pada tahun
1309.
Anak dan penerus Wijaya Jayanegara adl
penguasa yg jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet yg berarti
“penjahat lemah”. Pada tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh tabib
Tanca. Ibu tiri yaitu Gayatri Rajapatni seharus menggantikan akan
tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi
pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuan Tribhuwana
Wijayatunggadewi utk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan
Tribhuwana kerajaan Majapahit berkembang menjadi lbh besar dan
terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai
kematian ibu pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putra Hayam Wuruk.
C.
Kejayaan Kerajaan Majapahit
Hayam Wuruk juga disebut Rajasanagara
memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masa
Majapahit mencapai puncak kejayaan dgn bantuan mahapatih Gajah Mada.
Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364) Majapahit menguasai lbh
banyak wilayah. Pada tahun 1377 beberapa tahun setelah kematian
Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang
menyebabkan runtuh sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal terkenal
Majapahit lain adl Adityawarman yg terkenal krn penaklukan di
Minangkabau.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh
XIII-XV daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra semenanjung
Malaya Borneo Sulawesi kepulauan Nusa Tenggara Maluku Papua dan
sebagian kepulauan Filipina. Namun demikian batasan alam dan ekonomi
menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampak tidaklah
berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit tetapi terhubungkan
satu sama lain oleh perdagangan yg mungkin berupa monopoli oleh
raja[14]. Majapahit juga memiliki hubungan dgn Campa Kamboja Siam
Birma bagian selatan dan Vietnam dan bahkan mengirim duta-duta ke
Tiongkok.
D.
Keruntuhan Majapahit
Sesudah mencapai puncak pada abad ke-14
kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampak terjadi perang
saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406 antara Wirabhumi
melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja
yg dipertengkarkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar yg
dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.
Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram
atau candrasengkala yg berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala
ini konon adl tahun berakhir Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041
yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adl “sirna
hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yg sebenar digambarkan
oleh candrasengkala tersebut adl gugur Bre Kertabumi raja ke-11
Majapahit oleh Girindrawardhana.
Ketika Majapahit didirikan, pedagang
Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki nusantara. Pada
akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di seluruh
nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan sebuah kerajaan
perdagangan baru yg berdasarkan agama Islam yaitu Kesultanan Malaka
mulai muncul di bagian barat nusantara.
Catatan sejarah dari Tiongkok Portugis
(Tome Pires) dan Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa telah
terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu
ke tangan Adipati Unus penguasa dari Kesultanan Demak antara tahun
1518 dan 1521 M.
E.
Sistem Perekonomian Majapahit
Majapahit merupakan negara agraris dan
sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri utk
mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yg menetap di ibu kota
kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.
Menurut catatan Wang Ta-yuan pedagang
Tiongkok komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada garam kain
dan burung kakak tua sedangkan komoditas impor adl mutiara emas
perak sutra barang keramik dan barang dari besi. Mata uang dibuat
dari campuran perak timah putih timah hitam dan tembaga. Selain itu
catatan Odorico da Pordenone biarawan Katolik Roma dari Italia yg
mengunjungi Jawa pada tahun 1321 menyebutkan bahwa istana raja Jawa
penuh dgn perhiasan emas perak dan permata.
F.
Kebudayaan Majapahit
Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan
kota besar dan terkenal dgn perayaan besar keagamaan yg
diselenggarakan tiap tahun. Agama Buddha Siwa dan Waisnawa (pemuja
Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit dan raja dianggap sekaligus
titisan Buddha Siwa maupun Wisnu.
Walaupun batu bata telah digunakan dalam
candi pada masa sebelum arsitek Majapahitlah yg paling ahli
menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara
geometris dgn memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah
sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yg masih dapat
ditemui sekarang adl Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan
Mojokerto.
G.
Struktur Pemerintahan Majapahit
Majapahit memiliki struktur pemerintahan
dan susunan birokrasi yg teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk
dan tampak struktur dan birokrasi tersebut tak banyak berubah selama
perkembangan sejarahnya[21]. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa
di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat
birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan dgn para putra dan kerabat
dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasa diturunkan
kepada pejabat-pejabat di bawah antara lain yaitu:
- Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja
- Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yg melaksanakan pemerintahan
- Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan
- Dharmma-upapatti para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran
terdapat seorang pejabat yg terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau
Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana
menteri yg bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan
pemerintahan. Selain itu terdapat pula semacam dewan pertimbangan
kerajaan yg anggota para sanak saudara raja yg disebut Bhattara
Saptaprabhu.
Di bawah raja Majapahit terdapat pula
sejumlah raja daerah yg disebut Paduka Bhattara. Mereka biasa
merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam
mengumpulkan penghasilan kerajaan penyerahan upeti dan pertahanan
kerajaan di wilayah masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447
M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah
bawahan yg dipimpin oleh seseorang yg bergelar Bhre. Daerah-daerah
bawahan tersebut yaitu:
- Kelinggapura
- Kembang Jenar
- Matahun
- Pajang
- Singhapura
- Tanjungpura
- Tumapel
- Wengker
- Daha
- Jagaraga
- Kabalan
- Kahuripan
- Keling
H.
Raja-raja Majapahit
Berikut adl daftar penguasa Majapahit.
Perhatikan bahwa terdapat periode kekosongan antara pemerintahan
Rajasawardhana (penguasa ke-8) dan Girishawardhana yg mungkin
diakibatkan oleh krisis suksesi yg memecahkan keluarga kerajaan
Majapahit menjadi dua kelompok.
- Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)
- Kalagamet bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
- Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
- Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
- Wikramawardhana (1389 - 1429)
- Suhita (1429 - 1447)
- Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
- Rajasawardhana bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
- Purwawisesa atau Girishawardhana bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
- Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)
- Kertabumi bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
- Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
- Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518)
I.
Warisan Sejarah Kerajaan Majapahit
Majapahit telah menjadi sumber inspirasi
kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad
berikutnya.
Kesultanan-kesultanan Islam Demak Pajang
dan Mataram berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka
melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunan
melalui Kertabhumi; pendiri Raden Patah menurut babad-babad keraton
Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang Putri Cina yg
dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram
atas Wirasaba tahun 1615 yg dipimpin langsung oleh Sultan Agung
sendiri memiliki arti penting krn merupakan lokasi ibukota
Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah
yg berusaha membuktikan hubungan para raja dgn keluarga kerajaan
Majapahit sering kali dalam bentuk makam leluhur yg di Jawa
merupakan bukti penting dan legitimasi dianggap meningkat melalui
hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari
Majapahit dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati
kebudayaan Majapahit.
Para penggerak nasionalisme Indonesia
modern termasuk mereka yg terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di
awal abad ke-20 telah merujuk pada Majapahit sebagai contoh gemilang
masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik
negara Republik Indonesia saat ini. Dalam propaganda yg dijalankan
tahun 1920-an Partai Komunis Indonesia menyampaikan visi tentang
masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yg
diromantiskan. Sukarno juga mengangkat Majapahit utk kepentingan
persatuan bangsa sedangkan Orde Baru menggunakan utk kepentingan
perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara. Sebagaimana Majapahit
negara Indonesia modern meliputi wilayah yg luas dan secara politik
berpusat di pulau Jawa.
Majapahit memiliki pengaruh yg nyata dan
berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran
bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit
dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur
berbagai bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan
masyarakat di Bali masa kini.
Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan
pelestarian dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi
sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan
dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit
dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterus bilah keris yg
ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris.
Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga
berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara
terutama di bagian barat. Selain keris berkembang pula teknik
pembuatan dan penggunaan tombak.
Meskipun tak ada bukti tertulis banyak
perguruan pencak silat di Nusantara mengklaim memiliki akar tradisi
hingga ke zaman Majapahit. Sebagai suatu rezim ekspansionis tentara
Majapahit dapat diduga memiliki kemampuan bertempur yg lbh handal
daripada bawahan-bawahannya.
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai
intrik politik yg terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tak
henti-henti bagi para seniman masa selanjut utk menuangkan kreasi
terutama di Indonesia. Berikut adl daftar beberapa karya seni
Kerjaan Majapahit yg berkaitan dgn masa tersebut.
- Serat Darmagandhul sebuah kitab yg tak jelas penulis krn menggunakan nama pena Ki Kalamwadi namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yg berkaitan dgn perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis “Buda” ke Islam dan sejumlah ibadah yg perlu dilakukan sebagai umat Islam.
- Serial “Mahesa Rani” karya Teguh Santosa yg dimuat di Majalah Hai mengambil latar belakang pada masa keruntuhan Singhasari hingga awal-awal karier Mada (Gajah Mada) adik seperguruan Lubdhaka seorang rekan Mahesa Rani.
- Komik/Cerita bergambar Imperium Majapahit karya Jan Mintaraga.
- Komik Majapahit karya R.A. Kosasih
- Strip komik “Panji Koming” karya Dwi Koendoro yg dimuat di surat kabar “Kompas” edisi Minggu menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
- Sandyakalaning Majapahit (1933) roman sejarah dgn setting masa keruntuhan Majapahit karya Sanusi Pane.
- Kemelut Di Majapahit roman sejarah dgn setting masa kejayaan Majapahit karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo.
- Zaman Gemilang (1938/1950/2000) roman sejarah yg menceritakan akhir masa Singasari masa Majapahit dan berakhir pada intrik seputar terbunuh Jayanegara karya Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
- Senopati Pamungkas (1986/2003) cerita silat dgn setting runtuh Singhasari dan awal berdiri Majapahit hingga pemerintahan Jayanagara karya Arswendo Atmowiloto.
- Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005) roman karya Hermawan Aksan tentang Dyah Pitaloka Citraresmi putri dari Kerajaan Sunda yg gugur dalam Peristiwa Bubat.
- Gajah Mada (2005) sebuah roman sejarah berseri yg mengisahkan kehidupan Gajah Mada dgn ambisi menguasai Nusantara karya Langit Kresna Hariadi.
- Tutur Tinular suatu adaptasi film karya S. Tidjab dari serial sandiwara radio. Kisah ini berlatar belakang Singhasari pada pemerintahan Kertanegara hingga Majapahit pada pemerintahan Jayanagara.
- Saur Sepuh suatu adaptasi film karya Niki Kosasih dari serial sandiwara radio yg populer pada awal 1990-an. Film ini sebetul lbh berfokus pada sejarah Pajajaran namun berkait dgn Majapahit pula.
- Walisongo sinetron Ramadhan tahun 2003 yg berlatar Majapahit di masa Brawijaya V hingga Kesultanan Demak di zaman Sultan Trenggana.
Referensi
- ^ D.G.E. Hall (1956). "Problems of Indonesian Historiography". Pacific Affairs 38 (3/4): 353—359.
- ^ Prapantja, Rakawi, trans. by Theodore Gauthier Pigeaud, Java in the 14th Century, A Study in Cultural History: The Negara-Kertagama by Pakawi Parakanca of Majapahit, 1365 AD (The Hague, Martinus Nijhoff, 1962), vol. 4, p. 29. 34; G.J. Resink, Indonesia’s History Between the Myths: Essays in Legal History and Historical Theory (The Hague: W. van Hoeve, 1968), hal. 21.
- ^ Taylor, Jean Gelman (29 Oktober 2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. hlm. pp.29. ISBN 0-300-10518-5.
- ^ Terjemahan Lengkap Naskah Kakawin Nagarakretagama, dari blog World History Note, historynote.wordpress.com
- ^ Johns, A.H. (1964). "The Role of Structural Organisation and Myth in Javanese Historiography". The Journal of Asian Studies 24 (1): 91–99.
- ^ C. C. Berg. Het rijk van de vijfvoudige Buddha (Verhandelingen der Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, vol. 69, no. 1) Ansterdam: N.V. Noord-Hollandsche Uitgevers Maatschappij, 1962; cited in M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia Since c. 1300, 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1993, pages 18 and 311
- ^ a b Setiono, Benny. "Kehancuran dan Kebangkitan Martabat/ Jati Diri Etnis Tionghoa Di Indonesia (bagian 1)". Diakses pada 15 Juni 2012.
- ^ David Bor - Khubilai khan and Beautiful princesses of Tumapel 2006
- ^ Groeneveldt, W.P. Historical Notes on Indonesia and Malaya: Compiled from Chinese Sources. Djakarta: Bhratara, 1960.
- ^ Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hal. 436.
- ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. hlm. 279. ISBN 9814155675.
- ^ Drs. R. Soekmono, (1973, 5th reprint edition in 1988). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, 2nd ed.. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 72.
- ^ Y. Achadiati S, Soeroso M.P., (1988). Sejarah Peradaban Manusia: Zaman Majapahit.. Jakarta: PT Gita Karya. hlm. 13.
- ^ Millet, Didier (1 Agustus 2003). John Miksic. ed. Indonesian Heritage Series: Ancient History. Singapore 169641: Archipelago Press. hlm. 106. ISBN 981-3018-26-7.
- ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 63. ISBN 9798451163.ISBN 9789798451164
- ^ Ricklefs (2005), hal. 57.
- ^ Ricklefs, 37 and 100
- ^ Ricklefs, 36-37
- ^ Robert W. Hefner (1983). "Ritual and Cultural Reproduction in Non-Islamic Java". American Ethnologist 10 (1983): 665--683. doi:10.1525/ae.1983.10.4.02a00030. Diakses pada 23 Oktober 2008.
- ^ a b Schoppert, P., Damais, S. (29 Oktober 1997). Di dalam Didier Millet (editor):. ed. Java Style. Paris: Periplus Editions. hlm. 33–34. ISBN 962-593-232-1.
- ^ "Ritual Networks and Royal Power in Majapahit Java, page:100". Persee. 29 Oktober 1996. Diakses pada 14 Juli 2010.
- ^ Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 434-435.
- ^ Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 431-432.
- ^ Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 220.
- ^ Poesponegoro & Notosusanto (1990), hal. 451-456.
- ^ Nastiti, Titi Surti. Prasasti Majapahit, dalam situs www.Majapahit-Kingdom.com dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. Jumat, 22 Juni 2007.
- ^ Dellios, Rosita (2003-1-1). "Mandala: from sacred origins to sovereign affairs in traditional Southeast Asia" (dalam bahasa inggris). Bond University Australia. Diakses pada 11 Desember 2011.
- ^ Bullough, Nigel (29 Oktober 1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine Communications. hlm. 116–117.
- ^ Ricklefs, hal. 363
- ^
Friend, Theodore. Indonesian Destinies. Cambridge,
Massachusetts and London: Belknap Press, Harvard University Press.
hlm. p.19. ISBN
0-674-01137-6.